Sabtu, 20 Agustus 2011

A Little Story About My Baptismal Name


Aku seorang Katolik dan lahir dengan nama yang di depannya ada nama baptis. Nama baptisku adalah Lidwina. Aku baru tau kisah tentang santa pelindungku ini pas aku kelas empat SD. Tapi namanya anak kecil, ya diceritain belom paham bener. Sekarang aku mulai paham kenapa orang tuaku ngasih nama baptisku Lidwina. Dari searching di internet & baca ensiklopedi orang kudus, aku dapet cerita-cerita menarik tentang santa pelindungku ini.
Lidwina lahir di Belanda tahun 1380. Dia lahir dari keluarga yang amat sederhana. Bapaknya seorang penjaga malam, dan Lidwina ini anak perempuan satu-satunya di keluarga itu. Pas umur 15 tahun, Lidwina yakin ngucapin kaul kemurniannya (woow!). Lidwina juga gadis yang cantik (aseeeek!). Tapi dia ngerasa kalo kecantikannya itu malah mengganggu dirinya (resiko orang cantik), dan dia mohon pada Tuhan supaya kecantikannya itu 'dikurangi'.
Naaah, hidupnya berubah drastis pada suatu hari pas musim salju. Kayak anak-anak kebanyakan, Lidwina mau diajak main ski di bendungan salju (ga kebayang asiknyaaa). Tapi pas lagi main, ada temennya yang nggak sengaja nabrak dia! Lidwina langsung jatuh diatas es & itu bikin rusuknya patah! Sejak itu dia lumpuh, nggak bisa bangun dari tempat tidur. Nggak cuma lumpuh aja, tapi Lidwina juga mual, pusing, linu-linu badannya dll yang nggak enak.
Tahun segitu, dunia kedokteran belum maju kayak sekarang, dan itu bikin dokter nggak bisa nyembuhin dia. Apa Lidwina diem aja & bunuh diri? No no no.
Karena dia lumpuh, seorang romo bernama Yohanes Pot rajin mengunjunginya. Romo itu menguatkan Lidwina dengan bilang kalo Lidwina harus sabar dan mempersatukan penderitaannya sama penderitaan Yesus di salib. Kata-kata romo itu bikin Lidwina move on! Dia mulai merenungkan penderitaan Yesus. Setelah tiga tahun, Lidwina terpanggil buat menderita bagi dosa-dosa manusia. Dia nggak pengen sembuh kayak keinginannya dulu. Dia mulai bermatiraga, pengobatannya dihentikan & dia tidur diatas papan aja. Hebatnya, selama 38 tahun Lidwina mengalami kelumpuhan, dia hidup hanya dari komuni suci! Awesome!
Penyakit Lidwina yang (pas itu dibilang) aneh bikin warga sekitar gempar, bahkan keluarga kerajaan turun tangan dengan mendatangkan dokter pribadi kerajaan bernama Godfried de la Haye. Yang bikin tambah tercengang, pas dokter ini merawat luka-luka Lidwina, luka-lukanya mengeluarkan aroma harum. Kamarnya yang gelap jadi terang. Aku rasa ini cara Tuhan nunjukkin bahwa Lidwina adalah pilihanNya untuk jadi orang suci. Tahun 1407 Lidwina mengalami macam-macam ekstase (rasa gembira luar biasa, dan cuma orang terpilih yang bisa merasakan!) dan pengalaman-pengalaman mistik lainnya. Akhirnya pada tahun 1433, Lidwina menghadap Allah Bapa dengan tentram dan bahagia.

Dari kisah dibalik sejarah idup santa pelindungku, ada nilai kerohanian yang bisa aku petik. Lidwina sangat menderita fisiknya, batinnya juga tergoncang karena sakit lumpuh yang ia derita di usia yang muda banget. Pas temen-temennya asik main, bersekolah, begini begitu, Lidwina cuma bisa terbaring karena badannya nggak bisa digerakin. Tapi apa dia protes sama Tuhan? Nggak! Malah dia jadi semakin deket sama Tuhan, dan dia mau bermatiraga padahal dia sendiri lagi sakit. Bayangin coba, orang lagi sakit trus matiraga! Kita yang sehat aja mungkin nggak kuat.
Trus yang kedua, di usianya yang masih muda juga, Lidwina dengan mantap mengikat kaul kemurnian! Sekali lagi, ke-murni-an. Kemurnian jaman sekarang mahal banget, iya nggak hayo? Nah, coba liat santa Lidwina. Dari umur 15 dia udah punya niat untuk murni, jadi biarawati. Nggak usah jadi biarawati deh, banyak 'kan anak-anak baru lulus SD udah nggak suci? Buat yang masih pertahanin kemurniannya, terus pertahanin! Ini lho contohnya. Hehehe. Buat yang udah nggak, ya jangan diterusin.
Trus lagi, Lidwina hidupnya berkenan di mata Tuhan karena dia legawa nerima penderitaannya, dan penderitaan itu dia satukan dengan penderitaan Yesus pas di salib. Dia bener-bener menerima sabda Yesus yang 'mengajak' murid-muridNya untuk meletakkan segala beban penderitaan diatas salibNya. Jadi, daripada ngeluh mending kita legawa. Dan tetep setia pada Tuhan pas suka & duka.
Itulah kira-kira alasan orangtuaku ngasih santa pelindung yaitu Lidwina ke aku. Supaya aku bisa mencontoh kehidupan rohani Lidwina sampe dipilih Tuhan jadi orang suci. Inspirasi bisa dateng dari siapa aja. Dan aku nulis ini nggak cuma buat temen2 katolik ato yang punya nama baptis Lidwina aja lho :)

1 komentar:

  1. mengharukan sekali ToT
    aku jadi teringat impian ku waktu SD untuk menjadi seorang biarawati
    aku telah melupakan panggilan ku T,T
    jika waktu itu aku langsung masuk ke susteran, mungkin aku tidak sebimbang sekarang.
    berhubung aku masih ingin membahagiakan orang tuaku dengan bersekolah dan bersama orang tuaku mengembangkan usaha mereka,dan aku memiliki seseorang di dalam hatiku, aku semakin bimbang untuk menjadi seorang biarawati.
    aku jadi merasa bersalah T^T
    terimakasih maya yulita

    BalasHapus